Испания

все об Испании, достопримечательности, испанская кухня, информация для туристов на www.spaingid.com.

Month: December 2019

Trend Kamera Analog

Trend Kamera Analog

Trend Kamera Analog – Kamera analog dalam dunia fotografi adalah sebutan untuk kamera manual yang metode pemotretannya menggunakan roll film dan tidak dapat diproses secara elektronik seperti halnya kamera digital. Kamera analog mengirimkan gambar fotografis ke media perekaman film atau plat fotosensitif, sedangkan kamera digital menggunakan sensor gambar yang mengubah gambar optik menjadi sinyal elektronik.

Sebelum ada kamera digital, kamera analog merupakan “senjata” ampuh untuk memotret atau mengambil gambar dengan bagus karena memiliki kepekaan yang sangat sensitif terhadap cahaya, khususnya cahaya matahari. Gambar tersebut kemudian dihasilkan dalam bentuk analog, melalui sebuah proses kimia yang akan menghasilkan kualitas gambar sangat jernih. poker 99

Secara singkat proses dalam fotografi analog adalah Ekspose film dengan cahaya (menangkap gambar), Develop film (membuat gambar terekam permanen dalam film), dan Mencetak gambar (mentransfer gambar dari film ke media cetak, misalnya kertas film). www.americannamedaycalendar.com

Trend Kamera Analog

Sejarah Kamera Analog

Kamera Analog merupakan kamera yang masih menggunakan film seluloid dalam teknik pengambilan gambarnya. Pada masyarakat, kamera analog ini biasanya lebih akrab dengan sebutan kamera film. Hal ini disebabkan karena penggunaan film negatif atau klise pada kamera tersebut, sebagai media perekam atau penyimpanannya sehingga tidak dapat diproses secara elektronik.

Kamera analog memiliki tiga macam elemen dasar, yaitu elemen optik yang berupa berbagai macam lensa, elemen kimia berupa film seluloid, serta elemen mekanik. Selain itu, kamera analog ini membutuhkan bukaan diafragma 1/f detik, sehingga cahaya yang ditangkap, bisa diterima oleh film tersebut menjadi sebuah gambar.

Pada dasarnya, kamera analog merupakan kamera konvensional yang menangkap gambar dalam bentuk media film yang tak memiliki sensor untuk membuat sebuah gambar digital atau tidak memiliki “fungsi digital”.

Analog berarti sebuah sinyal yang ditangkap dari luar dan di proses secara keseluruhan mempunyai nilai besaran yang kontinyu (tak terputus) maka mendapatkan hasil terbaik. Semakin terang cahaya tersebut, semakin bagus pula pergerakannya.

Sejarah yang dianggap merupakan kamera analog modern dalam fotografi (pada saat itu) hadir sekitar tahun 1981 dimana teknik pengambilan gambarnya masih bisa menggunakan film seluloid (klise/film negatif).

Yang pertama kali yang memproduksi kamera analog ini yaitu Sony Mavica (Magnetic Video Camera). Kamera analog ini mencatat sinyal pixel terus menerus, sebagai mesin rekaman video.

Namun, kamera analog yang diproduksi Canon yaitu type RC-701 digunakan untuk pertama kalinya pada Olimpiade 1984 oleh Yomiuri Shimbun, surat kabar nasional Jepang yang diterbitkan di Tokyo, Osaka, dan Fukuoka.

Dalam fotografi analog sebetulnya tak ada teknik dan aliran khusus. Dari dulu hingga sekarang teknik dasarnya sama saja, hanya medium penangkap gambar saja yang membedakan. Terkait film itu sendiri, memang ada beberapa teknik dalam mendevelop film yang telah diekspose.

Kelebihan dan Kekurangan Kamera Analog

Kamera film mempunyai kelebihan pada harga yang relatif lebih murah jika di bandingkan dengan kamera digital dengan kualitas yang sama. Kamera analog memiliki film seluloid 35mm, oleh sebab itu cahaya meng-cover lebih banyak area dalam gambar, daripada saat anda menggunakan digital kamera.

Kelebihan serta alasan kenapa banyak fotografer yang masih mau memilih yaitu karena kualitas gambar yang di milikinya. Kualitas gambar yang dapat diraih dari sebuah kamera film adalah yang terbaik dan gambar tersebut sudah pasti sangat jernih.

Alasannya adalah dibalik reaksi kimia yang berada saat dimana cahaya jatuh dari shutter kedalam film dan hasilnya sudah pasti jernih dan berbanding terbalik dengan representasi negatif pada objek yang di peroleh. Hal serupa tidak mungkin terjadi pada kamera digital.

Akan tetapi, membeli rol film dan mencetak hasil untuk kamera analog dapat menguras biaya lebih. Kekurangan terdasar yang di miliki kamera analog, yaitu anda harus menghafal seluruh pengaturan kamera, sebelum memotret gambar. Efek yang berbeda pada gambar, yang hasilnya berasal dari pengembangan yang juga butuh untuk dikelola lebih lanjut.

Biarpun ada beberapa kamera film dengan fitur-fitur otomatis, namun sebagian besar kamera yang beredar di pasaran tidak demikian. Sumber keluhan terbesar adalah ketiadaan fitur autofocus. Hal ini cukup merepotkan untuk memotret obyek foto bergerak atau untuk menangkap momen-momen yang berlangsung singkat.

ISO pada fotografi analog melekat pada film yang sedang kita gunakan. Artinya, untuk satu roll film yang sedang kita gunakan, kita harus mengekspose gambar pada ISO yang sama.

Beberapa kamera analog mengharuskan melakukan setting aperture dan shutter speed secara manual. Ini cukup menyita waktu.

Sebagian besar kamera film yang ada di pasaran telah berumur puluhan tahun, fitur metering yang mengandalkan sistem elektronik biasanya menjadi bagian yang paling cepat rusak. Akhirnya, kita harus mengandalkan handheld metering atau menggunakan metode Sunny 16.

Untuk kita yang terbiasa dengan fotografi digital, fitur preview gambar terpaksa harus dilupakan selamanya. Harus menunggu film selesai diproses untuk bisa melihat hasil kerjanya. Oleh sebab itu, fotografi analog menuntut untuk selalu berpikir masak-masak sebelum menekan tombol shutter. Apalagi tanpa fitur otomasi, melakukan setting fokus, shutter speed, dan aperture secara manual membutuhkan waktu lebih banyak.

Biaya menjadi faktor yang relatif untuk setiap orang. Investasi untuk membeli kamera film memang jauh lebih murah daripada kamera digital modern, namun ada biaya tambahan untuk setiap gambar yang kita hasilkan.

Perkembangan Kamera Analog

Trend Kamera Analog

Saat ini, penggunaan dan proses pencetakan hasil gambar serta biaya penggunaan kamera analog sangat mahal dibandingkan kamera digital. Kamera analog tidak menggunakan memory card, baterai, dan hasil fotonya tidak dapat diakses langsung melalui komputer, sehingga banyak orang beralih ke kamera digital.

Akantetapi, tren fotografi analog sekarang kembali naik daun. Banyak komunitas fotografi ingin merasakan nuansa “vintage” saat mengambil gambar maupun atau kebutuhan untuk mencoba pengalaman fotografi yang berbeda dari arus mainstream, meskipun tren kamera analog sulit mengalahkan popularitas kamera digital.

Kembalinya tren kamera analog, tidaklah mungkin menang melawan arus modernisasi serta tidak akan mungkin mendominasi kembali dan menggeser fotografi digital. Pasalnya, kamera digital terus berkembang masif dengan beragam pilihan yang diberikan. Seiring dengan itu, kamera analog memiliki keterbatasan baik itu dari segi kelangkaan roll film di pasaran, hingga medium kameranya sendiri yang lebih sulit ditemukan ketimbang kamera digital.

Nah bagi kalian yang baru ingin mengikuti Trend ini berikut adalah 5 rekomendasi kamera analog manual untuk pemula:

1. Nikon FM2

Nikon FM2 ini terbilang sangat cocok digunakan untuk para pengguna baru kamera analog karena fiturnya yang lengkap, pilihan lensa yang banyak, dan juga terdapat Lightmeter di dalamnya sehingga dapat memudahkan kalian untuk mengukur pencahayaan yang tepat.

2. Canoet QL17

Canoet QL17 ini merupakan kamera rangefinder yang sangat mudah digunakan karna selain bisa disetting secara manual kamera ini juga terdpat fitur Auto yang memudahkannya dalam pengukuran cahaya sehingga kalian hanya perlu mengatur focus pada kamera ini untuk memotret.

3. Yashica FX 3

Kamera ini merupakan kamera yang ringan dan murah namun fitur didalamnya sangat mudah digunakan, kamera ini juga memiliki pilihan lensa yang juga banyak mulai dari yang termurah sampai yang termahal.

4. Minolta XD7

Kamera SLR ini kini banyak dicari oleh para pengguna analog karena isunya dahulu pabrik kamera leica yang terkenal mahal memiliki pabrik yang sama dengan Minolta. Selain itu kamera ini banyak dipilih karena pilihan lensanya yang banyak dan juga kamera ini terdapat fitur Auto didalamnya.

5. Asahi Pentax Spotmatic

Pentax Spotmatic adalah kamera yang sangat popular karena kemra ini memiliki tipe mounting yang paling banyak di produksi oleh sebagian besar merek lensa yaitu M42. Oleh karena itu kamera ini sangat direkomendasikan untuk para pemula karna mudah digunakan dan pilihan lensa yang banyak.

Karya Fotografer Indonesia, Pemenang Sony World Photography Awards

Karya Fotografer Indonesia, Pemenang Sony World Photography Awards – Penghargaan terkemuka dunia untuk seniman yang bekerja dalam bidang fotografi kontemporer.

Diselenggarakan oleh World Photography Organization, Sony World Photography Awards yang diakui secara internasional merupakan salah satu ajang terpenting dalam kalender fotografi global.

Penghargaan ini adalah suara global untuk fotografi dan memberikan wawasan penting tentang fotografi kontemporer saat ini. Bagi para seniman mapan dan seniman baru, Penghargaan ini menawarkan kesempatan kelas dunia untuk memamerkan karya mereka. poker99

Karya Fotografer Indonesia, Pemenang Sony World Photography Awards

Di tahun ke-13 ini, Penghargaan terdiri dari empat kompetisi: Professional (untuk karya utuh), Open (untuk karya tunggal), Student (untuk lembaga pendidikan tinggi) dan Youth (untuk 12-19 tahun). https://www.americannamedaycalendar.com/

Dengan partisipasi yang bebas biaya, ada kompetisi dan kategori untuk semua orang, mulai dari Arsitektur, Dokumenter, Lansekap, Potret, Olahraga, Fotografi Jalanan, Margasatwa, Perjalanan, Budaya, dan lain-lain.

Semua foto dinilai oleh para pakar industri dari seluruh dunia, yang berkumpul setiap tahun di London untuk memberi penghargaan pada karya-karya yang menonjol. Total hadiah sejumlah $60.000 (USD) ditambah peralatan fotografi digital Sony terbaru dibagikan ke para pemenang.

Dengan kekuatan untuk memulai dan membentuk karier bagi para pegiat fotografi, Penghargaan ini menyediakan panggung yang belum pernah ada sebelumnya untuk memamerkan karya mereka. Fotografer pemenang dan terpilih di edisi sebelumnya telah menjadi bagian dari galeri dan institusi terkenal di seluruh dunia, dan karya mereka telah ditampilkan dalam publikasi internasional utama.

Selain hal tersebut, Penghargaan tersebut memberikan penghargaan pada seniman paling berpengaruh di dunia yang bekerja di media melalui penghargaan Contribution to Photography; penerima sebelumnya termasuk Mary Ellen Mark, Elliott Erwitt, Martin Parr, William Eggleston, Candida Höfer dan, yang terbaru, Nadav Kander.

Para pemenang kompetisi Sony World Photography Awards tahun ini udah diumumkan, keliru satu pemenangnya adalah fotografer Indonesia, Fajar Kristianto, dengan karya berjudul The Highest Platform.

Foto yang memperlihtakan stadion akuatik baru di Jakarta itu memenangkan kategori Motion.

Fajar Kristianto untuk berikutnya akan ada persaingan dengan para pemenang lain dari beragam kategori untuk capai penghargaan Open Photographer of the Year, yang akan diumumkan.

“Komposisi ini memadai kondang di kalangan fotografer waktu ini. Dan enteng dipahami mengapa,” kata Mikkel Beiter, pemenang penghargaan foto untuk kategori Travel atau Perjalanan.

“Gunung Olstinden yang indah memiliki bentuk yang hampir sama dengan atap pondok berwarna kuning dan lucu ini. Dan warna kuning menciptakan kontras yang luar biasa terhadap gunung yang disaput salju.”

Karya Fotografer Indonesia, Pemenang Sony World Photography Awards

Foto tersebut diambil di Kepulauan Lofoten di Norwegia. Betapa pun, Beiter melakukan beberapa perubahan untuk menghasilkan karya ini.

Dia menyampaikan, “Saya menghalau pondok kecil di sisi kirinya selama sistem penyuntingan. Dan selebihnya: koreksi warna, kontras dan ketajaman dijalankan dengan Lightroom dan Photoshop.”

Foto hasil dari Klaus Lenzen yang berjudul Every Breath you Take – ketika setiap helaan nafas- yang memenangkan foto dengan kategori Enhanced, dirakit dari 35 foto terpisah dari para perenang yang turut serta di dalam ajang triathlon di Dusseldorf Media Harbor terhadap musim panas 2017.

“Saya berhasil menyita foto mereka dari atas kala para atlet itu berenang menyeberangi jembatan pejalan kaki, dan menangkap ‘teknik pernapasan’ masing-masing,” kata Lenzen.

“Saya terinspirasi oleh karya Andreas Gursky. Oleh karena itu, aku menyita foto-foto itu sau-satu dengan ketajaman setinggi mungkin. Itu terlalu mungkin aku untuk menampilkan atau mencetak keseluruhan gambar di dalam format besar.”

Foto hasil Veselin Atanasov tentang pohon-pohon di musim gugur di taman nasional Bulgaria meraih penghargaan untuk kategori pemandangan dan alam, Landscape and Nature dalam kompetisi ini.

Sunday Buffet at Jerry Mikeska’s BBQ karya Richard Frishman memenangkan kategori Still Life.

“Saya menemukan jukstaposisi yang bikin penasaran ini ketika keliling-keliling mencari tempat makan siang di sebuah pedesaan di Texas, pusat perburuan di AS,” katanya.

“Restoran barbeque Mikeska populer dengan prasmanan Sunday BBQ, dan dekorasi hewan di dinding-dindingnya.

“Authentic to the scene depicted, this highly detailed image is constructed of over 100 individual photographs meticulously stitched together.”

“Otentik dengan gambar yang dilukiskan, foto-foto yang terlampau cermat ini dibikin dari lebih 100 foto terpisah yang ipadukan dengan terlampau cermat.”

Fotografer Inggris Nick Dolding, dengan karyanya yang berjudul Emile memenangkan kategori potret.

Fotografer Yunani, Panos Skordas yang memotret putranya menggunakan kostum minotaur atau mahluk mitologi berupa manusia dengan kepala banteng memenangkan kategori Budaya.

“Foto tersebut diambil di istana Raja Minos yang sesungguhnya, di pulau Kreta. Dan kostum dan juga topengnya aku buat sendiri,” kata Skordas.

“Saya baru hendak beranjak dari Taman Nasional Sequoia, saat sudut mata aku menangkap panorama indah bersaput kabut,” tandas Justyna Zdunczyk, pemenang kategori Satwa Liar.

“Tanpa berpikir panjang, aku berlari dengan kamera untuk menyita lebih dari satu foto”.

“Ketika saya sampai di tempat terbuka, saya mendengar suara ranting patah dan saya tidak bisa mengatakan bahwa saya tidak takut, karena Taman Nasional Sequoia dihuni beruang hitam dan orang-orang diperingatkan tentang hal itu sejak awal.

“Ketika saya berbalik, untungnya tidak ada beruang.

“Malah, saya melihat seekor rusa yang penasaran berjalan menghampiri saya.

“Sejurus kemudian, rusa-rusa lainnya bergabung dengannya. Dan kami hanya berdiri di sana bersama-sama untuk sementara dan saling mengawasi.

“Itulah keliru satu moment terindah selama perjalanan saya di California. “

Manuel Armenis meraih kategori Fotografi Jalanan untuk fotonya yang berjudul Old Friends atau para Sahabat Lama.

Armenis menyebutkan sosok dalam foto itu adalah “perempuan paling anggun di lingkungannya, terlepas berasal dari kerentaannya oleh usia lanjut”.

“Selalu bergaya, penuh warna, bersemangat, tersenyum, tidak pernah mengeluh, meskipun setiap hari adalah perjuangan dan tantangan baginya.

“Dan tidak pernah ia terlihat tanpa sahabatnya – anjing kecilnya.”

Foto Andreas Pohl yang berjudul Lelaki dan Menara Misterius, The Man and Mysterious Tower, yang memenangkan kategori Arsitektur, menunjukkan terowongan angin vertikal yang dibangun pada 1930-an untuk studi aeronautika di Berlin.

– Eksposur Dan Manfaat :

Penghargaan ini adalah kesempatan Anda untuk membuat karya Anda diakui secara global dan memiliki kekuatan untuk mengubah karier mereka yang menang dan masuk dalam daftar terpilih.

Pendekatan demokratis Penghargaan ini berarti semua seniman yang bekerja di bidang fotografi memiliki kesempatan yang sama untuk menang dan dilihat oleh para pakar industri terkemuka.

Tiap pertandingan gratis untuk diikuti dan kategori dirancang terbuka bagi semua genre dan kemampuan fotografi.

Fotografer yang sukses dapat menerima:

– Penyertaan karya dalam media dan kampanye pemasaran global dan spesifik negara

– Pameran di Somerset House, London

– Potensi untuk disertakan dalam pameran internasional

– Dimasukkan dalam buku Sony World Photography Awards

– Kesempatan untuk mengajukan Sony Grant untuk melanjutkan proyek fotografi pilihan Anda

World Photography Organisation memiliki kehadiran online yang berkembang dan menciptakan kampanye khusus untuk memberikan eksposur di seluruh dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi para fotografer sukses dari Penghargaan di seluruh platform media sosial, surat, dan situs web.

Pembuktikan Bakat Fotografi Dengan Street Photography

Pembuktikan Bakat Fotografi Dengan Street Photography – Perkembangan teknologi memang memberikan beberapa dampak positif, contohnya saja di dunia fotografi. Jika dulu, hanya beberapa orang yang dapat menikmati kamera film yang harganya selangit. Namun sekarang ini, hampir setiap orang dapat mengabadikan momen melalui kamera, baik DSLR maupun kamera yang ada di smartphone kamu.

Salah satu genre fotografi yang sedang populer di kalangan para fotografer amatir dan pemula di Indonesia adalah street photography (fotografi jalanan). Untuk kamu yang masih asing dengan istilah tersebut, maka akan mengulas di artikel ini bagaimana kamu bisa mengasah kemampuan street photography-mu. pokerasia

Pembuktikan Bakat Fotografi Dengan Street Photography

Apa saja yang harus dibutuhkan dan bagaimana tips-tips agar hasil foto kita tidak kalah dengan para profesional? Yuk, kita telusuri satu persatu! www.mrchensjackson.com

-Tidak boleh sembunyikan lagi minat fotografimu yang ada selama ini. Pergilah berburu ke luar — tak perlu jauh-jauh, perhatikan saja kehidupan jalanan di sekitar tempat tinggal

Kehidupan di jalanan, ruang terbuka, maupun ruang publik menjadi fokus dalam street photography. Inilah yang menjadikannya unik dan berbeda dari jenis fotografi lainnya.

Tidak ada rekayasa dalam mengabadikan kejadian di ruang publik: insting dan sikap spontan sang fotografer menjadi kunci utama dalam proses pengambilan gambar.

Entah itu perilaku orang, lingkungan, cuaca, kebisingan kota, dan lain sebagainya, semua akan tertangkap oleh kamera. Orang yang ditampilkan dalam foto bukanlah individu yang penting namanya, melainkan tokoh anonim dari situasi jalanan pada umumnya. Dengan aliran ini, kamu dapat membuat rangkaian cerita dari aktivitas sehari-hari orang yang hidup di sekitarmu. Bukankah menghabiskan masa muda untuk merekam dunia di sekitarmu adalah ide yang baik?

– Kamu tak perlu membeli peralatan profesional yang mahal. Kamera sederhana pun dapat mengantarkanmu membuat foto yang bernyawa

Tidak perlu jauh-jauh bepergian keluar kota atau ke tempat eksotis yang mahal untuk mendapatkan gambar yang bagus. Obyek foto selalu berada di sekitar kamu tanpa peduli akan waktu hari, dalam keadaan mendung, terik, maupun hujan sekalipun.

Untuk berburu, jadilah seperti ‘hantu’. Bawalah peralatan yang seminimal mungkin dan bergeraklah sesunyi mungkin agar kamu tak mengganggu subjekmu

Tidak perlu jauh-jauh bepergian keluar kota atau ke tempat eksotis yang mahal untuk mendapatkan gambar yang bagus. Obyek foto selalu berada di sekitar kamu tanpa peduli akan waktu hari, dalam keadaan mendung, terik, maupun hujan sekalipun.

– Untuk berburu, jadilah seperti ‘hantu’. Bawa peralatan seminimal mungkin dan bergeraklah sesunyi mungkin agar kamu tak mengganggu subjekmu

Tidak perlu membawa tripod, speedlight, flash, lightmeter, dan lain sebagainya karena kamu akan terlihat aneh di mata para pejalan kaki yang sedang berlalu lalang di tengah kota. Gunakan lensa yang memiliki jarak lebar dan hindari penggunaan lensa tele. Kamu akan terlihat mencurigakan ketika menggunakan lensa tele yang memiliki bentuk yang besar dan objek yang akan kamu potret tentu akan merasa tidak nyaman.

Tidak boleh lupa supaya mempelajari teknik dasar fotografi, seperti, teknis komposisi, angle, dan penguasaan alat. Kamu juga bisa bereksperimen dengan melanggar aturan fotografi (seperti foto blur, dead center) agar tercipta karya yang artistik.

– Pastikan bahwa kamu ‘invisible’ dan menyatu dengan lingkungan memotretmu. Bila perlu, gantungkan saja kamera di lehermu

Invisible disini bukan berarti kamu mesti menyembunyikan dirimu layaknya sniper yang siap menembak mangsanya. Namun berusaha senatural mungkin untuk tetap membumi dan menyatu dengan lingkungan tempat kamu mengambil gambar, pakaian sederhana yang kamu pakai akan membuat orang sekitar nyaman akan kehadiranmu. Gantungkan kamera di leher atau pegang kameramu setiap saat, secara psikologis, orang sekitar akan tahu bahwa kamu akan memotret sehingga mereka merasa nyaman ketika sewaktu-waktu kamu memotret mereka

– Tajamkan pandangan mata dan perhatikan keadaan sekitar, hal yang sering kita lihat secara berulang-ulang akan lebih menarik jika kita lihat dari berbagai sudut pandang

Pembuktikan Bakat Fotografi Dengan Street Photography

Tajamkan pandanganmu untuk melihat keadaan sekitar, perhatikan arah cahaya matahari, ada kalanya pada jam-jam tertentu, bayangan berbentuk siluet yang dihasilkan akan menjadi menarik dan sinar kuat dari matahari (flare) yang dihasilkan akan memberi efek yang lebih artistik terasa dalam bingkai fotomu. Perhatikan elemen jalanan di sekitar kamu, papan iklan, sepeda, arsitektur bangunan dapat mempercantik karya kamu dan mata kamu harus selalu jeli melihat momen yang ada, karena kejadian yang menakjubkan terkadang tidak akan terjadi untuk yang kedua kalinya.

– Interaksi sosial adalah kunci menghasilkan foto yang menakjubkan. Tersenyumlah, karena dalam kebanyakan kasus, orang akan membalas senyummu

Keajaiban senyum memang tidak ada batasnya, apalagi jika kamu sedang melakukan fotografi jalanan. Perhatikan ketika kamu mengambil foto seseorang, kemudian orang yang kamu potret melihatmu dengan pandangan yang aneh, cukup perlihatkan senyum yang tulus maka 95% orang tersebut akan berbalik tersenyum kepadamu. Paling sering tersenyum akan membuat kamu semakin rileks dan atmosfer yang tercipta antara kamu dan orang sekitar akan menjadi lebih hangat, karena mereka akan menganggapmu sebagai seorang penghobi, bukan fotografer mencurigakan yang sedang mencari mangsa.

Bila, subjek yang kamu foto merasa keberatan fotonya diambil olehmu, berbesarhatilah dan perlihatkan hasil foto yang kamu ambil, terangkan secara singkat mengapa kamu mengambil frame tersebut, minta maaflah dengan tulus dan tersenyumlah.

– Lupakan sesaat photoshop, hasil fotomu akan terlihat lebih bercerita dan terlihat natural

Foto tidak menggunakan editing akan menciptakan cerita yang jujur dan natural, orang yang melihat fotomu akan merasakan hal sama seperti saat kamu mengambil objek tersebut. Jika kamu bosan dengan foto berwarna, efek monokrom bisa menjadi pilihan. Foto seperti hitam-putih nantinya memberikan kemampuan untuk menyingkirkan elemen-elemen warna yang mengganggu dalam frame dan akan menjadikan orang yang melihat foto kita untuk lebih fokus kepada subjek

– Kamu harus hunting lebih dari beberapa kali. Alasannya? Hasil fotomu akan terpengaruh pada suasana hati

Jangan lantas berdiam diri ketika suasana hatimu tidak menyenangkan. berburu foto ketika marah, sedih, maupun senang akan memberikan efek yang berbeda dari setiap foto yang kamu ambil, sudut pandangmu akan semakin luas. frame foto yang kamu inginkan akan mengikuti suasana hatimu, sehingga portofoliomu tak akan monoton dengan hasil yang sama di setiap fotonya.

– Seperti bernapas, fotografi harus kamu lakukan dengan perlahan dan sabar. Tenanglah, usahamu pasti mendapat ganjaran

Belajarlah bersabar untuk mengunggu momen yang menarik, kamu bukan fotografer jurnalis yang dikejar oleh deadline, rasakan waktu berjalan perlahan dan perhatikan gerak-gerik  dan perilaku orang sekitar yang terkadang akan membuat kita berdecak kagum. Amati scene yang ada di sekitarmu, lihat potensi, antisipasi hal terpenting untuk menentukan saat paling tepat untuk menekan shutter.

Untuk para pemula terkadang timbul rasa was-was yang akan menghantui ketika melakukan fotografi jalanan. Wajar, karena kamu memotret orang yang tidak kamu kenal, bahkan orang tersebut baru pertama kali kamu temui. Melebihi dari sekedar memotret di ruang publik, street photography menuntut perilaku “membumi” sang fotografer untuk bisa hadir dalam keramaian suasana tanpa perlu merusak suasana.

Tunggu apalagi? ambil kameramu sekarang juga dan dokumentasikan kehidupan di jalanan sekitarmu, karena sesuatu yang telah lewat tidak akan bisa kita kembalikan, namun hanya bisa dirasakan melalui gambar yang terambil oleh kamera.

Fotografer National Geographic Pemenang Award, Andrew Suryono

Fotografer National Geographic Pemenang Award, Andrew Suryono – Sering terlintas, soal pertanyaan seperti apakah proses kreatif yang dilalui seorang fotografer alam/nature/landscape. Anehnya, tiap kali melihat hasil fotografi dari ranah tersebut, kita bisa merasakan elemen personal yang kuat namun selalu bisa dinikmati tanpa usaha banyak.

Membayangkan proses mengabadikan gambarnya saja bisa membuat kita berandai-andai untuk travelling ke tempat-tempat menarik di tiap irisan dunia. Daripada terus saja bertanya-tanya sendiri, Crafters kali ini mendapatkan kesempatan untuk ngobrol dengan Andrew Suryono, seorang fotografer National Geographic yang telah bekerja di sana sejak tahun 2016 dan telah mendapatkan berbagai pengalaman serta penghargaan di luar negeri. poker asia

Fotografer National Geographic Pemenang Award, Andrew Suryono

Andrew sendiri hingga saat ini masih terus belajar, mengembangkan teknik-teknik fotografinya. Dia pun sudah menulis sebuah buku yang berjudul Traffic Light Photography System yang ditujukan untuk para fotografer berkembang yang ingin mengerti proses-proses fotografi andalan seorang Andrew Suryono. https://www.mrchensjackson.com/

Dalam wawancara, kami juga bicara tentang perjalanan, prestasi, kritik dan impian Andrew untuk memotret beberapa keindahan alam di dunia. Ia juga, memberi tips dan saran untuk para fotografer yang siap terjun ke industri fotografi lewat beberapa cara dari pandangannya.

Bagaimana cerita awal tertarik dengan fotografi?

Sebenarnya saya belajar fotografi secara tidak sengaja. Saya ceritakan dari awal.

Saya kuliah jurusan teknik industri di Amerika dan lulus dari salah satu Universitas terbaik di sana. Setelah lulus, saya mendapat pekerjaan di salah satu perusahaan besar di Amerika. Life was all set, saya pikir. Saya pikir hidup saya bakal seperti ini sampai saya tua nanti. Ternyata, setelah bekerja di dunia korporasi selama hanya 6 bulan, saya merasa bekerja di dunia korporasi bukan jalan hidup yang ingin saya tempuh. Saya merasa konyol kalau harus menghabiskan waktu hidup saya bekerja di dalam kantor, di depan komputer, setiap hari mulai dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Rutinitas ini seperti penjara bagi saya dan lama kelamaan ini sangat membosankan!

Karena bosan, saya mulai belajar tentang e-Commerce di waktu luang karena saya ingin bekerja secara mandiri nantinya. Di pelajaran e-Commerce itu disebut bahwa foto adalah elemen yang paling penting yang bisa membantu penjualan barang.

Mulailah saya belajar tentang fotografi secara sederhana; beli tripod, lightbox dan pocket camera. Saya belajar tentang pencahayaan, white balance, exposure dan komposisi untuk membuat produk yang saya jual lebih menarik. Bagi saya hal-hal teknis di fotografi cukup mudah dimengerti karena saya memiliki background teknik. Selama proses pembelajaran fotografi ini, saya sangat senang dan merasa punya passion yang kuat di sini.

Mulailah saya tertarik untuk mengaplikasikan skill baru saya di luar product photography. Saya memakai ilmu baru saya untuk memfoto keluarga, landscape, event, travel dan apa pun yang bisa saya temukan! Di sini saya benar-benar keasyikan. Belajar fotografi bukan suatu beban bagi saya melainkan hobby yang membuat saya rileks dan senang setelah bekerja. Kebanyakan saya belajar secara autodidak, tapi saya pernah sekali ambil kelas fotografi di Amerika karena saya ingin mendalami digital editing.

Lama kelamaan skill fotografi saya terus meningkat secara tidak saya sadari karena saya selalu happy belajar, punya passion yang kuat dan rajin praktek. Sesudah menguji skill saya di fotografi dengan memenangkan banyak penghargaan internasional, saya putuskan untuk menjadikan fotografi full-time career saya. Sekarang saya terus melakukan publikasi internasional dan mengajar fotografi. Saya memiliki murid dari berbagai negara mulai dari Indonesia, Belanda, Australia, dan Amerika.

“Alat terpenting adalah visi saya. Jika tidak ada visi ini, punya kamera paling mahal pun tidak akan bisa menghasilkan karya yang indah.” pernyataan beliau.

Seperti apa cerita awal ketika menjadi fotografer di National Geographic?

Awalnya saya suka membaca buku dan majalah National Geographic sebagai sumber inspirasi saya. Selain foto-foto yang luar biasa, saya suka mission statement mereka: “We believe in the power of science, exploration and photography to change the world.” Sambil terus belajar dan berlatih fotografi, mimpi saya adalah suatu hari foto saya bisa dipublikasikan oleh National Geographic bersama dengan fotografer-fotografer ternama lainnya.

Fotografer National Geographic Pemenang Award, Andrew Suryono

Mimpi ini menjadi kenyataan di tahun 2016. Di tahun ini, saya menerima penghargaan “Honorable Mention” di kompetisi internasional National Geographic dengan foto saya “Orangutan in The Rain.” Berita ini sempat membuat dunia internet di Indonesia heboh. Salah satu media pertelivisian sempat mewawancarai saya, live on TV, tentang kemenangan saya di kompetisi National Geographic ini.

Di akhir tahun 2018 mimpi indah itu menjadi semakin luar biasa. Setelah mendapat banyak respons positif dari pelanggan, National Geographic mengontak saya lagi. Kali ini mereka memutuskan untuk mengajak saya kerja sama untuk menjual foto saya di seluruh galeri foto mereka di Amerika. Mereka mempunyai 9 galeri foto di sana dan semuanya terletak di kota-kota besar seperti New York, Las Vegas, Florida dan Hawaii.

Akhir November 2018, National Geographic mengundang saya untuk mengadakan acara Meet and Greet (jumpa fans) di 3 galeri mereka di Amerika di Las Vegas, Laguna Beach dan La Jolla. Di acara tersebut saya diminta untuk bercerita tentang foto saya, perjalanan fotografi, memberikan tanda tangan untuk fans dan menulis dedikasi kepada pelanggan yang membeli foto saya. Foto saya dijual cukup mahal dengan harga mulai dari USD 5.000. Pada event tersebut, saya merasa seperti selebriti di sana.

Saya bangga sekali setelah mengetahui 3 hal ini setelah acara tersebut:

– Saya adalah orang Indonesia pertama yang fotonya berhasil masuk di galeri National Geographic Amerika

– Foto “Orangutan in The Rain” saya adalah satu-satunya foto dari Indonesia di sana dan memecahkan rekor penjualan foto tercepat

– Saya orang Indonesia pertama yang diundang untuk mengadakan meet and greet oleh National Geographic.

Foto-foto event bisa dilihat di website saya di website. Sepertinya dengan event tersebut, National Geographic sudah membuat saya lebih terkenal di Amerika daripada di Indonesia.

Ke depannya saya akan melanjutkan kerja sama dengan National Geographic dalam bidang edukasi fotografi dan eksplorasi banyak destinasi di Indonesia.

Bagaimana proses kreatif sebagai fotografer di Nat Geo?

Saya sering sekali mendapatkan pertanyaan ini. Mungkin orang-orang di sini sering berpikir ada “channel” khusus untuk bisa masuk ke National Geographic. Sayangnya, jawabannya adalah tidak ada.

National Geographic mempunyai cara yang unik sekali untuk menemukan fotografer. Mereka sendiri yang akan mengontak fotografernya kalau mereka menilai karyanya cukup baik untuk dipublikasikan dan fotografernya cukup solid secara keseluruhan. Kalau ingin menampilkan karyanya, fotografer bisa meng-upload foto mereka ke bagian Your Shot di website National Geographic.

Tetapi National Geographic bukan hanya melihat dari situ saja. Mereka pun melihat website portfolio sang fotografer (website resmi, bukan akun sosial media), kemampuan presentasi sang fotografer dan seberapa dalam pengetahuan sang fotografer tentang subjek yang di foto. Banyak fotografer National Geographic memulai karier dari bidang yang tidak ada hubungannya dengan fotografi dan banyak sekali yang memiliki gelar sarjana bahkan sampai S3.

Ini menunjukkan bahwa kemampuan lain seperti presentasi dan pengetahuan yang mendalam tentang subjek yang difoto adalah elemen yang sangat penting jika ingin bekerja sama dengan National Geographic.

Kenali Still-Life Photography

Kenali Still-Life Photography

Kenali Still-Life Photography – Pernahkah kalian mendengar istilah fotografi still-life fotografi? Fotografi Still-life lebih dari sekadar menangkap suasana/momen yang ada pada saat pemotretan, melainkan menciptakan sebuah gambar yang menarik. Fotografi Still-life adalah jenis fotografi yang menggambarkan objek / benda mati, dan biasanya menampilkan benda-benda yang saling berhubungan seperti menceritakan sesuatu. Dalam menyusun foto kamu, maka mulailah dari memperhatikan latar belakang, kemudian subjek, dan selanjutnya pencahayaan.

Jika kamu menggunakan subjek benda mati seperti anggur, apel, kunci, dan segelas susu, maka subjek kamu cenderung diam/tidak bergerak sehingga memungkinkan kamu untuk mengambil waktu dalam melakukan berbagai perbaikan terhadap pencahayaan, serta bereksperimen dengan komposisi kamu. Ini merupakan cara yang bagus untuk belajar mengenai pencahayaan dan komposisi, dimana hal-hal tersebut merupakan elemen-elemen kunci untuk setiap jenis fotografi.idnpoker

Kenali Still-Life Photography

Ragam fotografi still-life berbeda dari jenis fotografi lainnya seperti landscape atau portrait. Still life mempu memberikan ruang yang cukup bagi fotografer untuk menyusun elemen desain dalam sebuah komposisi. Namun, untuk jenis fotografi seperti ini, fotografer dituntut untuk lebih menghadirkan  ‘rasa’ dan penggunaan pencahayaan yang halus dan lembut. Terkadang, kualitas gambar still-life yang bagus menjadikannya menantang untuk difoto. www.benchwarmerscoffee.com

Potret tentang kehidupan (still life photography), baik itu benda hidup/mati memiliki banyak kegunaan. Misalnya, kamu memotret produk atau gambar tertentu untuk tugas majalah, maka kamu memiliki akses yang tak terbatas untuk menghasilkan fotografi still-life yang keren. Dibalik kepercayaan masyarakat pada umumnya, still-life photography tidak hanya terbatas pada gambar apel dan anggur serta segelas kopi atau kunci.Bahkan sesuatu seperti gulungan seni yang terikat oleh benang bisa menjadi hal yang menarik serta memberikan daya tarik visual yang luar biasa.

Pada umumnya, orang-orang masih menganggap bahwa fotografi still-life jauh lebih mudah untuk dilakukan dari pada jenis fotografi lainnya seperti olahraga atau landscape. Karena dengan menggunakan subjek benda mati seperti kunci, apel, dan anggur, kamu memiliki kontrol penuh terhadap komposisi kamu serta bagaimana mengatur atau menampilkan subjek benda mati tersebut persis seperti yang kamu inginkan.

Meskipun menantang, tapi kamu dapat menciptakan sebuah gambar berkualitas tinggi mengenai still-life subjek dengan menggunakan ketrampilan dasar fotografi yang kamu miliki, dan kemudian diikuti dengan melakukan beberapa tips dibawah ini. Berikut ini adalah beberapa tips sederhana yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan foto still life yang keren dan menakjubkan.

1.  Buatlah Persiapan Yang Matang

Kamu tidak memerlukan sebuah studio atau lokasi yang mewah untuk membuat awal yang luar biasa dengan still-life photo kamu. Kamu dapat memulainya dengan hanya menggunakan ruang sederhana yang ada dirumah kamu, misalnya, menempatkan meja kamu dekat pada jendela, kemudian dilengkapi dengan latar belakang yang sederhana, yaitu dengan memanfaatkan beberapa lampu yang ada.

Dalam still-life photography, pilihan variabel pemotretan jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan foto landscape atau portrait, sehingga membuat kamu sebagai fotografer memiliki kontrol penuh atas situasi, termasuk subjek kamu, tetapi kamu perlu kreatif dalam berpikir, sehingga kamu dapat menangkap subjek tersebut dengan cara yang menarik disertai dengan hasil yang menarik.

2.  Carilah Objek Yang Tepat

Pemilihan objek untuk pemotretan, sepenuhnya adalah pilihan kamu. Lakukanlah pencarian di sekitar rumah untuk melihat apakah kamu dapat menemukan sesuatu yang sederhana tapi menarik untuk memulai still-life photo kamu. Carilah objek yang kamu sukai, seperti benda-benda yang kamu koleksi, makanan / minuman, baju, perhiasan, tas, sepatu, hewan peliharaan, dan bunga. Dengan memilih objek yang menarik bagi kita, biasanya kita akan lebih semangat dan bergairah dalam memotret untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Jika kamu keluar untuk berjalan-jalan disekitar rumah kamu, dan kemudian sesuatu yang menarik muncul pada pemandangan kamu, maka ambilah beberapa untuk dibawah pulang (tidak mencuri), atau kalau tidak bisa, buatlah catatan mengenai hal tersebut untuk diingat, dan kemudian ambilah gambar tersebut dalam bentuk still-life photo. Cobalah untuk menghindari permukaan yang dapat memberikan pantulan cahaya seperti kaca dan logam saat kamu hendak memulainya, karena hal tersebut berkaitan dengan pencahayaan yang tepat. Setelah kamu menguasai potret tentang objek tunggal, maka cobalah untuk menggabungkannya, yaitu menggabungkan objek yang berbeda bentuk, warna, tekstur/tampilan, dan lihatlah yang kamu hasilkan.

3.  Lakukan Pencahayaan Dengan Tepat

Dalam fotografi, kualitas cahaya terbaik adalah cahaya matahari. Namun, tanpa adanya perencanaan yang matang, maka cahaya matahari bisa menyebabkan gambar menjadi kurang bagus. Pencahayaan tidaklah harus mahal. Ingat bahwa kamu memiliki kontrol penuh atas foto kamu. Jadi, jika kamu ingin menemukan sebuah ruangan di mana kamu dapat memblokir semua cahaya alami dengan menggunakan jendela atau tirai, maka kamu menciptakan teknik yang bagus untuk memiliki kontrol penuh terhadap cahaya pada subjek kamu.

Kenali Still-Life Photography

Pemakaian lampu standar untuk fotografi still-life dapat berjalan dengan sangat baik jika digunakan secara efektif. Pastikan untuk mencoba beberapa posisi pengaturan, karena tidak seharusnya semua cahaya muncul dari depan objek kamu, melainkan dari samping dan belakang, sehingga dapat menambah daya tarik tersendiri terhadap foto kamu. Atau, pilihlah ruangan dengan jendela yang pas untuk memperoleh cahaya yang tepat dalam jumlah yang sesuai. Cahaya alami dari satu sisi dapat menerangi subjek kamu, dan kamu dapat memanipulasi cahaya yang kamu terima secara langsung dengan menggunakan reflector, sehingga membuat foto kamu terlihat hidup, tajam, dan penuh daya tarik.

4.  Gunakanlah Tripod

Penggunaan tripod tergantung pada situasi pencahayaan kamu. Tripod memungkinkan kamu untuk mengamati dan memperhatikan subjek kamu dan menggunakan shutter speed lebih lama dari biasanya. Namun, jangan biarkan kamera kamu melumpuhkan kreativitasmu. Pastikan untuk memvariasikan sudut dan ketinggian di mana kamu memotret. Buatlah variasi sedikit. Cobalah untuk mengambil gambar pada posisi yang serupa dengan subjek kamu, atau cobalah untuk menggunakan teknik bird’s eye view (pandang seperti burung), yaitu melihat dari atas kebawah kepada subjek kamu, tapi berhati-hatilah jika kamu bergerak di sekitar lokasi pemotretan agar tidak melemparkan bayangan pada subjek kamu.

5.  Pilihlah Latar Belakang Yang Cocok

Memilih latar belakang yang cocok untuk subyek kamu, memainkan peranan penting dalam keberhasilan secara menyeluruh suatu pemotretan. Adalah hal yang sangat bagus untuk tetap menjaga latar belakang tetap kelihatan bagus dan sederhana, agar tidak mengganggu subjek kamu. Disamping itu juga, pikirkan tentang bagaimana pilihan latar belakang kamu kontras dengan subjek kamu. Apakah kamu ingin latar belakang yang netral, atau variabel lain yang dapat memberikan nuansa yang berbeda kedalam subjek kamu. Latar belakang yang tepat memberikan kamu hasil yang bagus.

6.  Perhatikan Komposisi Kamu

Unsur komposisi untuk still life photography merupakan hal yang sangat penting untuk memastikan bahwa pekerjaan kamu menarik dan unik. Pertimbangkan prinsip the rule of thirds, bagaimana hal tersebut dapat diterapkan dalam pemotretan kamu untuk menciptakan komposisi yang kuat. Pastikanlah bahwa tidak ada gangguan yang berarti dalam pemotretan kamu, yang mana hanya terdapat subjek serta latar belakang. Pastikan juga untuk memvariasikan komposisi subjek kamu melalui bidikan dan berpikirlah kreatif.

7.  Manfaatkan Waktu Kamu

Bila terdapat orang yang mempercayakan kamu untuk untuk fotografi still life maka jangan disia-siakan. Ambil pekerjaan itu dan tunjukan profesionalismemu sekalipun itu merupakan kali pertama buat kamu untuk melakukannya. Jangan mencoreng kualitas kamu hanya karena persoalan ‘budget’ / ‘anggaran’. Demi kepuasan klien, maka pastikan bahwa semua aspek harus sempurna sebelum dijalankan / dieksekusi. Ingatlah bahwa rata-rata pemotretan still life dilakukan di dalam ruangan sehingga kamu memiliki waktu yang cukup panjang untuk melakukan pekerjaan dengan baik.

Tidak seperti foto landscape, dimana kondisi pencahayaan terasa lebih cepat berubah dan terbatas untuk bergerak lebih leluasa karena hanya bisa sampai sore hari. Sedangkan still life, kamu memiliki waktu yang banyak dan tidak harus bergantung pada cahaya di siang hari. Oleh sebab itu, kamu lebih leluasa membuat pengaturan kamu, seperti tata letak subjek, lighting, posisi kamera, backdrop dan lain sebagainya karena kamu punya waktu sehari penuh untuk melakukan semuanya itu.

Deretan Fotografer Fashion Ikon

Deretan Fotografer Fashion Ikon

Deretan Fotografer Fashion Ikon – Para fotografer industri fashion yang paling sukses mempunyai cara untuk menangkap zeitgeist budaya kita dan mendokumentasikan perubahan yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Gaya yang khas dan unik, yang tidak dapat direplikasi oleh yang lain, merupakan apa yang membuat fotografer yang baik menjadi hebat. Dari Helmut Newton hingga Annie Leibovitz, postingan ini menampilkan fotografer mode ikonik 10 yang masing-masing sudah merevolusi mode dengan caranya sendiri.

Helmut Newton (1920 – 2004)

Dikenal sebagai ‘King of Kink’, Helmut Newton merupakan salah satu fotografer mode paling ikonik yang pernah hidup. Gaya provokatif dan khas yang terlihat pada gambar hitam dan putihnya masih sampai hari ini dapat dikenali. idn poker

Deretan Fotografer Fashion Ikon

Di 1957, Newton mendarat kontrak dengan British Vogue, dan sejak saat itu bekerja dengan klien dari Harper’s Bazaar ke Playboy. Dihormati dengan banyak penghargaan sepanjang kariernya, foto paling ikonik fotografer Prancis ini dikenal sebagai ‘Le Smoking’, menampilkan model merokok sebatang rokok dalam pakaian Yves Saint Laurent di Rue Aubriot di 1975 Paris. https://www.benchwarmerscoffee.com/

Steven Meisel (1954 – sekarang)

Setelah memotret setiap sampul majalah Vogue Italia dari 1988 hingga hari ini serta setiap kampanye Prada sejak 2004, Steven Meisel adalah salah satu fotografer paling penting saat ini. Dia terkenal karena editorial fashion kontroversialnya, seperti salah satu model di sebuah lembaga mental untuk Vogue Italia, tetapi portofolionya juga mencakup gambar komersial untuk klien seperti Barney New York, Perry Ellis, Valentino, Versace, dan Gap. Fotografer Amerika juga dekat dengan selebriti, dan selain memotret dengan Mick Jagger, Tina Turner dan Whitney Houston di antara banyak lainnya, ia adalah orang di balik album 1984 Madonna, Like a Virgin.

Richard Avedon (1923 – 2004)

Richard Avedon merupakan seorang fotografer mode dan potret Amerika, dikenal karena menangkap emosi dan kepribadian dalam gambarnya. Untuk fakta yang menyenangkan, film 1957 Funny Face, yang dibintangi Audrey Hepburn, secara longgar didasarkan pada kehidupan awal Avedon. Selama kariernya, ia merekam total sampul 148 dari Vogue dan ia adalah salah satu fotografer staf editor busana legendaris Diana Vreeland, membawa visinya untuk hidup dengan memotret cerita-cerita fesyen imajinatif dan eksotis untuknya di seluruh dunia. Avedon juga berada di balik banyak iklan mode terkenal pada masanya, termasuk kampanye Calvin Klein dengan Brooke Shields 15-tahun, kampanye Revlon ‘The Most Unforgettable Women’, dan seri iklan untuk Gianni Versace yang dimulai dengan kampanye musim semi / musim panas 1980 .

Mario Testino (1954 – sekarang)

Sebagai salah satu fotografer yang lebih kontemporer dalam daftar ini, Mario Testino berasal dari Peru dan merupakan salah satu fotografer mode paling berpengaruh saat ini. Testino sering menangkap selebriti di lingkungan yang santai dan karirnya melejit di 1997 ketika dia memotret Putri Diana untuk sampul Vanity Fair. Dengan gaya yang tajam dan bersemangat, karya-karyanya mencakup campuran budaya dan komersial, dan beberapa kliennya adalah Burberry, Gucci dan Dolce & Gabbana, serta majalah mode dari Vogue hingga Vanity Fair.

Annie Leibovitz (1949 – sekarang)

Satu-satunya fotografer wanita yang terdaftar di sini, Annie Leibovitz adalah fotografer Amerika dengan salah satu estetika paling unik dan imajinatif saat ini. Dia dikenal karena memotret selebriti dan juga kisah-kisah fesyen magis, seperti salah satu karyanya yang terkenal dengan Natalia Vodianova sebagai Alice in Wonderland di Vogue. Pada awal kariernya Leibovitz menjadi kepala fotografer untuk Rolling Stone di 1973, sepuluh tahun kemudian ia bergabung dengan Vanity Fair dan juga mulai bekerja untuk Vogue. Selain bekerja di majalah, ia juga membuat kampanye sukses untuk klien seperti American Express dan Gap. Gambar-gambarnya yang paling ikonik termasuk foto Hilary Clinton di 1998, yang merupakan cover pertama Vogue dengan First Lady, dan foto terkenalnya John Lennon yang telanjang di sebelah Yoko Ono, diambil hanya beberapa jam sebelum dia dibunuh.

Irving Penn (1917 – 2009)

American Irving Penn adalah salah satu fotografer paling berpengaruh abad 20th. Selain memotret potret dan editorial busana, ia dikenal karena memotret gambar kehidupan modernis tentang makanan, logam, tulang, dan benda-benda kecil lainnya. Di 1943, ia benar-benar memotret penutup hidup Vogue yang pertama dan satu-satunya.

Deretan Fotografer Fashion Ikon

Dengan latar belakang artistik, Penn belajar menggambar, melukis, grafik dan karya seni industri di Sekolah Seni Industri Museum Philadelphia (sekarang Universitas Seni), yang dengan jelas diterjemahkan ke dalam fotografinya. Dengan penekanan pada bentuk dan bentuk, dan pekerjaan yang dicirikan oleh kesederhanaan, komposisi dan kejelasan, karirnya berlangsung hampir selama bertahun-tahun 70 dan kliennya termasuk Vogue, Issey Miyake, dan Clinique.

Paolo Roversi (1947 – sekarang)

Paolo Roversi dikenal karena gambar-gambar melamun, yang sering memiliki nada gelap dan atmosfer yang sedikit menghantui. Dia adalah fotografer kontemporer kelahiran Italia dan karya-karyanya telah ditampilkan di Marie Claire, edisi Italia Vogue dan Harper’s Bazaar, dan kampanye untuk merek-merek inovatif Jepang seperti Yohji Yamamoto dan Comme des Garçons. Karier Roversi dimulai di pertengahan 1970, ketika fotografer Inggris Lawrence Sackmann membawanya sebagai asisten dan mengajarkannya seluk-beluk menjadi fotografer profesional.

David Bailey (1938 – sekarang)

David Bailey adalah seorang fotografer Inggris, terkenal karena menangkap semangat 60 Berayun. Dia memiliki gaya yang lurus ke depan dan bersih, tetapi pada saat yang sama imajinatif dan pemikiran, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah. Di 1960, Bailey mendapatkan kontrak sebagai fotografer fesyen untuk British Vogue dan dia juga melakukan banyak pekerjaan freelance sepanjang era, memotret tokoh-tokoh ikonik seperti The Beatles, Andy Warhol, Mick Jagger, Jean Shrimpton, dan East End yang terkenal. gangster, si kembar Kray. Film Blowup (1966), disutradarai oleh Michelangelo Antonioni, terinspirasi oleh Bailey – dan di 2012 BBC membuat film dari pemotretan 1962-nya yang ikonik dengan Jean Shrimpton, berjudul I’ll Take Manhattan.

Bruce Weber (1946 – sekarang)

Bruce Weber menonjol di antara penonton karena gaya klasik Americana dan cara barunya menggambarkan model pria. Dia merupakan seorang fotografer Amerika dan pembuat film sesekali, dan gambar fesyen pertamanya muncul di 1970s akhir di majalah GQ. Gambar-gambar Weber dikenal mempunyai banyak kulit dan ia sering menampilkan pria yang hanya mengenakan pakaian dalam mereka, yang kontroversial sejak awal, namun sudah membuatnya menjadi salah satu fotografer mode paling ikonis. Dalam 1980s dan 1990, ia melanjutkan untuk merevolusi fotografi fashion pria dengan kampanye menampilkan bakhil Amerika yang cantik untuk merek seperti Calvin Klein, Ralph Lauren, dan Abercrombie & Fitch serta menyebar di majalah seperti Vogue, Elle dan Vanity Fair.

Peter Lindbergh (1944 – sekarang)

Dikenal sebagai salah satu dari fotografer pertama yang memasukkan narasi ke dalam editorialnya, Peter Lindbergh adalah seorang fotografer dan sutradara Jerman. Portofolionya termasuk sampul pertama Anna Wintour di Vogue di 1988 dan dia telah mengarahkan sejumlah film, film dokumenter dan film mode pendek yang diakui secara kritis. Sekitar tahun 1990, dalam karier awal Lindbergh, ia mengubah cara model digambarkan dan merupakan kekuatan pendorong besar di balik era supermodel. Dengan estetika yang menyerupai fotografi dokumenter, ia mulai memotret Naomi Campbell, Christy Turlington, Cindy Crawford, dan Linda Evangelista di antara yang lain dengan cara baru dan abadi, yang memanusiakan mereka dan meningkatkan keindahan alam mereka. Hari ini, potret-potret hitam-putih yang kuat, jujur, dan intim terus menonjol sebagai yang terbaik dalam mode kontemporer.

Back to top